KETERAMPILAN
MENYIMAK
- HAKEKAT MENYIMAK
Menyimak merupakan
salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga (2003 : 1066 ), menyimak adalah mendengarkan / memperhatikan
baik – baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Sedangkan
mendengar adalah menangkap suara/bunyi dengan telinga. Sementara yang
dimaksud mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh –
sungguh.
Perbedaan dari
ketiga pengertian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut, proses
mendengar terjadi tanpa perencanaan atau dating secara kebetulan.
Sementara dalam menyimak faktor kesengajaan cukup besar, lebih besar
daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menymak ada usaha
memahami apa yang disampaikan pembicara, sedangkan dalam kegiatan
mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan.
Seperti yang
diungkapkan Bistok, (via Sutari, dkk, 1997:21) bahwa menyimak adalah
suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi,
menyusun penafsiran, menyimpan, dan menghubungkan penafsiran itu
degan seluruh pengetahuan dan pengalaman.
Unsur dasar
fundamental yang mewujudkan adanya kegiatan menyimak adalah :
pembicara sebagai sumber pesan, penyimak sebagai penerima pesan,
bahan simakan sebagai unsure konsep, dan bahasa lisan sebagai media
(Sutari, dkk, 1997: 42). Menurut Tarigan (2006 : 98 ), faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan menyimak adalah sebagai berikut
psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan,
peranan dalam masyarakat.
Tujuan kegiatan
menyimak pada umumnya adalah mendapatkan fakta, menganalisis fakta,
menevaluasi fakta, atau informasi yang ada, mendapatkan inspirasi,
mendapatkan hiburan, memperbaiki kemampuan berbicara. Perbedaan
tujuan menyimak menyebabkan adanya ragam keterampilan menyimak.
- RAGAM MENYIMAK
Menurut Tarigan,
secar garis besarketerampilan menyimak dibedakan menjadi dua macam
yaitu : menyimak ekstensif, dan menyimak intensif.
- Menyimak ekstensif
Menyimak mengenai
hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak
perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
Menyimak ekstensif
terdiri dari :
- Menyimak Sosial
Atau menyimak
konversasional adalah menyimak yang biasanya berlangsung dalam
situasi sosial tempat orang mengobrol atau bercengkerama mengenai
hal-hal menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling
mendengarkan untuk membuat response-responsi yang wajar, mengikuti
hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar
terhadap apa yang dikemukakan seorang rekan.
- Menyimak Sekunder
Kegiatan menyimak
kebetulan ( casual
listening
) dan secara ekstensif.
- Menyimak Estetik
Atau disebut
menyimak apresiatif adalah fase terakhir kegiatan menyimak kebetulan
dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.
- Menyimak Pasif
Penyerapan suatu
ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menanadai upaya – upaya kita
pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar
kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa.
b. Menyimak
Intensif
Menyimak yang
pelaksanaanya diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, lebih
dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Menyimak intensif
terdiri dari beberapa jenis :
- Menyimak Kritis ( critical listening )
Sejenis kegiatan
menyimak yang berupaya untuk mencari kekeliruan dan kesalahan bahkan
juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara,
dengan alas an yang juat dan dapat diterima akal sehat.
- Menyimak kretif ( creative listening )
Sejenis kegiatan
menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif
para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta
perasaa-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa yang
disimaknya.
- Menyimak Eksploratif
Sejenis kegiatan
menyimak dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah
dan sempit.
- Menyimak Interogatif ( interrogative listening )
Kegiatan menyimak
yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan
perhatian, dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara,
karena penyimak akan mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan.
- Menyimak Selektif
Menyimak yang
dilakukan sebagai pelengkap kegiatan menyimak pasif guna mengimbangi
isolasi cultural dan tendensi kita untuk menginterpretasikan kembali
semua yang kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita ketahui.
- Menyimak Konsentratif ( concentratife listening )
Sering juga disebut
a
study-type
atau menyimak yang kegiatannya sejenis dengan telaah. Kegiatan yang
mencakup menyimak konsentratif adalah :
- Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.
- Mencari dan merasakan hubungan, seperti kelas, tempat, kulitas, waktu, urutan dan sebab akibat.
- Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.
- Memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam.
- Merasakan serta menghayati ide sang pembicara, sasaran , dan organisasinya.
- Memahami urutan ide-ide sang pembicara.
- Mencari dan mencatat fakta-fakta penting.
- TEKNIK MENYIMAK
Menurut Brawn ( via
Iskandarwassid, 2008 : 227-228 ), terdapat delapan proses dalam
kegiatan menyimak yakni sebagai berikut :
- Pendengar memproses raw speech dan menyimpan image darinya dalam memori jangka pendek. Image ini berisi frasa, klausa, tanda-tanda baca, intonasi, dan pola-pola tekanan kata dari suatu rangkaian pembicaraan yang ia dengar.
- Pendengar menentukan tipe dalam setiap peristiwa yang sedang diproses. Pendengar, harus menentukan kembali apakah pembicaraan tadi berbentuk dialog, pidato, siaran radio, dll. Kemudian ia menginterpretasikan pesan yang diterima.
- Pendengar mencari maksud dan tujuan pembicara dengan mempertimbangkan bentuk dan jenis pembicaraan , konteks, dan isi.
- Pendengar me-recall latar belakang informasi melalui skema yang ia miliki sesuai dengan konteks subjek masalah yang ada. Pengalaman dan pengetahuan akan digunakan dalam membentuk hubungan untuk memberikan interpretasi yang tepat terhadap pesan yang disampaikan.
- Pendengar mencari arti literal dari pesan yang ia dengar. Proses ini melibatkan kegiatan interpretasi semantic.
- Pendengar menentukan arti yang dimaksud.
- Pendengar mempertimbangkan apakah informasi yang dia terima harus disimpan di dalam memorinya atau ditunda.
- Pendengar menghapus bentuk-bentuk pesan yang telah ia terima.
- TUJUAN MENYIMAK
Semi (1993 : 98 )
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran menyimak pada semua jenjang
pendidikan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Persepsi, yaitu ciri kognitif dari proses mendengarkan yang didasarkan pemahaman pengetahuan tentang kaidah – kaidah kebahasaan.
- Resepsi, yaitu pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembicara.
Apabila kedua hal
tadi dijabarkan kembali, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan
pembelajaran menyimak adalah sebagai berikut :
- Siswa memiliki keterampilan mengenai segi kognitif tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
- Siswa memiliki keterampilan mendengarkan dan mengamati dengan cermat apa yang diucapkan orang kepadanya.
- Siswa mampu mengingat hubungan apa yang sudah dan sedang dibicarakan orang kepadanya.
- Dapat menghayati dan menangkap bagian-bagian penting suatu pernyataan, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
- Siswa mampu menghubungkan ide-ide yang berbeda dalam satu diskusi.
- TEKNIK PEMBELAJARAN MENYIMAK
Menurut Tarigan
(1986:52-57) mengemukakan beberapa teknik dalam menyimak :
- Dengar – Ulang Ucap
Model ucapan yang
akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat oleh guru. Isi model
ucapan dapat berupa fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata
mutiara, semboyan, dan puisi-puisi pendek. Model itu dapat disajikan
dalam bentuk rekaman. Model itu disimak dan ditiru siswa.
- Dengar – Tulis (Dikte)
Dengar – Tulis
(Dikte) mirip dengan Dengar – Ulang Ucap. Model ucapan yang
digunakan Dengar – Ulang Ucap dapat digunakan dalam Dengar –
Tulis. Dengar – Ulang Ucap menuntut reaksi bersifat lisan,
sedangkan Dengar – Tulis menuntut reaksi bersifat tulisan.
- Dengar – Kerjakan
Model ucapan yang
digunakan dalam metode ini bersifat perintah. Siswa yang menyimak isi
ucapan merespons sesuai dengan intruksi. Reaksi biasanya dalam bentuk
perbuatan.
- Dengar – Terka
Guru menyusun suatu
deskripsi benda tanpa menyebutkan nama benda tersebut. Deskripsi
dibacakan atau diputar dalam bentuk rekaman pada siswa. Siswa
menyimak teks lisan dengan seksama kemudian menerka isinya.
- Memperluas kalimat
Guru menyebutkan
sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat tersebut. Kembali
guru mengulangi kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan kata atau
kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok
kata yang disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya adalah kalimat yang
diprluas.
- Menemukan Benda
Guru mengumpulkan
sejumlah benda. Benda-benda tersebut sebaiknya sudah dikenal oleh
para siswa. Benda-benda itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak terbuka.
Kemudian guru menyebutkan nama suatu benda. Siswa mencari benda yang
baru diucapkan guru. Bila keduanya sudah ditemukan kemudian
ditunjukkan kepada guru.
- Siman Berkata
Seorang siswa
berperan sebagai Siman dan maju kedepan kelas. Setiap Siman berkata,
“….” siswa lainnya menurutinya. Tetapi Siman hanya mengucapkan
‘….’ siswa lain tidak boleh mengikutinya. Kecermatan menyimak
ucapan Siman menentukan pemberian reaksi yang tepat atau yang salah.
Siswa yang salah mendapat hukuman.
- Bisik Berantai
Guru membisikkan
kalimat yang kepada siswa yang paling depan atau pertama. Siswa
tersebut menyampaikan kalimat tadi dengan cara membisikannya ke
telinga siswa berikutnya. Demikian seterusnya sampai siswa terakhir.
Siswa terakhir mengucapkan kalimat tadi dengan suara nyaring atau
boleh juga siswa terakhir menuliskan kalimat tadi di papan tulis.
- Identifikasi Kata Kunci
Kata-kata yang
mewakili isi keseluruhan kalimat, paragraf, atau wacana disebut
dengan kata kunci atau
“key word”.
Menyimak isi kalimat yang panjang atau paragraf atau wacana yang
pendek tidak perlu menagkap semua kata yang ada. Cukup diingat
beberapa kata kunci yang merupakan inti pembicaraan. Melalui
perakitan kata kunci menjadi kalimat-kalimat utuh kita sampaipada isi
singkat bahan simakan.
- Identifikasi Kalimat Topik
Setiap paragraf
mengandung minimal dua unsur. Pertama adalah kalimat topik, kedua
adalah kalimat pengembang. Posisi kalimat topik mungkin berada di
depan, di bagian akhir paragraf. Bahkan kadang juga ditemukan di
bagian tengah paragraf. Memahami paragraf atau wacana yang dilisankan
berarti mencari dan memahami kalimat topik setiap paragraf.
- Menyingkat / Merangkum
Menyingkat /
Merangkum berarti merangkum bahan yang panjang menjadi sedikit
mungkin. Namun yang sedikit itu dapat mewakili yang panjang.
- Parafrase
Suatu cara yang
biasanya digunakan orang dalam memahami isi puisi adalah dengan cara
mengutarakan isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa.
Puisi yang sudah direkam atau dibacakan guru diperdengarkan kepada
siswa. Siswa menyimak isinya dan mengutarakan kembali dalam bentuk
prosa.
- Menjawab Pertanyaaan
Cara lain untuk
megajarkan menyimak adalah melalui latihan menjawab pertanyaan, apa,
siapa, mengapa, dimana, mana, dan bilamana yang diajukan kepada bahan
simakan. Untuk menetapkan pemahaman pelaksanaan cara ini maka latihan
diadakan bertahap, satu demi satu dan terakhir semuanya sekaligus.
0 komentar:
Posting Komentar