Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya.
Pembi-cara yang baik mampu memberikan contoh agar dapat ditiru oleh
penyimak yang baik. Pembicara yang baik mampu memudahkan penyimak untuk
menangkap pembicaraan yang disampaikan.
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan, dua-duanya
berkaitan dengan bunyi bahasa. Dalam berbicara seseorang menyampaikan
informasi melalui suara atau bunyi bahasa, sedangkan dalam menyimak
seseorang mendapat informasi melalui ucapan atau suara.
Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tidak dapat
di-pisahkan, kegiatan berbicara selalu disertai kegiatan menyimak,
demikian pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara.
Keduanya sama-sama penting dalam komunikasi.
Manusia adalah mahluk sosial. Manusia baru akan menjadi manusia bila
ia hidup dalam lingkungan manusia. Kesadaran betapa pentingnya berbicara
dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat dapat mewujudkan bermacam
aneka bentuk. Lingkungan terkecil adalah keluarga, dapat pula dalam
bentuk lain seperti perkumpulan sosial, agama, kesenian, olah raga, dan
sebagainya.
Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan
pikiran, gagasan, ide, dan perasaan. Terampil menangkap
informasi-informasi yang didapat, dan terampil pula menyampaikan
informasi-informasi yang diterimanya.
Kehidupan manusia setiap hari dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang
menuntut keterampilan berbicara. Contohnya dalam lingkungan keluarga,
dialog selalu terjadi, antara ayah dan ibu, orang tua dan anak, dan
antara anak-anak itu sendiri.
Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara tetangga
dengan tetangga, antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan
dan sebagainya. Terjadi pula pembicaraan di pasar, di swalayan, di
pertemuan-pertemuan, bahkan terkadang terjadi adu argumentasi dalam
suatu forum. Semua situasi tersebut menuntut agar kita mampu terampil
berbicara.
Berbicara berperan penting dalam pendidikan keluarga. Tata krama
dalam pergaulan diajarkan secara lisan. Adat kebiasaan, norma-norma yang
berlaku juga seringkali diajarkan secara lisan. Hal ini berlaku dalam
masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.
Tujuan dan Cakupan Keterampilan Berbicara
Materi Keterampilan Berbicara mencakup berbagai hal. Secara garis
besar materi itu tercakup dalam empat bagian pokok. Pertama,
Keterampilan Berbicara yang meliputi rasional, tujuan dan cakupan,
fungsi, dan relevansi Mata Kuliah Berbicara. Kedua, hakikat berbicara
yang meliputi pengertian, tujuan, dan fungsi berbicara, konsep dasar
berbicara, dan jenis-jenis berbicara. Ketiga, faktor yang mempengaruhi
efektivias berbicara meliputi kecemasan berbicara, bahasa tubuh dalam
berbicara, ciri-ciri pembicara ideal, dan merencanakan pembicaraan.
Keempat, pengembangan keterampilan berbicara yang meliputi pengajaran
berbicara, dan praktik berbicara dengan berbagai tema.
Berdasarkan kegiatan komunikasi lisan, cakupan kegiatan berbicara
sangat luas. Daerah cakupan itu membentang dari komunikasi lisan yang
bersifat informal sampai kegiatan komunikasi lisan yang bersifat formal.
Semua kegiatan komunikasi lisan yang melibatkan pembicara dan pendengar
termasuk daerah cakupan berbicara.
Daerah cakupan berbicara meliputi kegiatan komunikasi lisan sebagai berikut,
(1) berceramah,
(2) berdebat,
(3) bercakap-cakap,
(4) berkhotbah,
(5) bertelepon,
(6) bercerita,
(7) berpidato,
(8) bertukar pikiran,
(9) bertanya,
(10) bermain peran,
(11) berwawancara,
(12) berdiskusi,
(13) berkampanye,
(14) menyampaikan sambutan, selamat, pesan,
(15) melaporkan,
(16) menanggapi,
(17) menyanggah pendapat,
(18) menolak permintaan, tawaran, ajakan,
(19) menjawab pertanyan,
(20) menyatakan sikap,
(21) menginformasikan,
(22) membahas,
(23) melisankan (isi drama, cerpen, puisi, bacaan),
(24) menguraikan cara membuat sesuatu,
(25) menawarkan sesuatu,
(26) meminta maaf,
(27) memberi petunjuk,
(28) memperkenalkan diri,
(29) menyapa,
(30) mengajak,
(31) mengundang,
(32) memperingatkan,
(33) mengoreksi,
(34) tanya-jawab.
- Fungsi Berbicara
Fungsi Mata Kuliah Berbicara meliputi empat aspek. Aspek-aspek
tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif, aspek keterampilan
berbicara, dan aspek keterampilan mengelola pembelajaran berbicara.
Melalui kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara mahasiswa dituntun
memahami dan mendalami teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta
metodologi pengajaran berbicara. Berarti pengetahuan mahasiswa mengenai
teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta metodologi pengajaran
berbicara meningkat sejalan dengan tahap perkuliahan. Pengalaman
berbicara dan pengalaman mengajarkan keterampilan berbicara merupakan
fungsi Mata Kuliah Berbicara dipandang dari aspek kognitif.
Kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara juga berpengaruh terhadap
sikap mahasiswa. Bila selama ini sikap mereka terhadap keterampilan
belum bersifat positif maka melalui kegiatan perkuliahan berbicara sikap
itu diubah menjadi sikap positif. Para mahasiswa akan lebih memahami,
menghayati, menyenangi, dan mencintai keterampilan berbicara, serta
lebih gemar melaksanakan kegiatan berbicara dan pengajaran berbicara.
Perubahan sikap dari belum positif menjadi bersikap positif adalah
fungsi Mata Kuliah Berbicara dari aspek afektif.
- Relevansi Berbicara
Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan kepada orang lain. Penggunaan bahasa secara lisan dapat
pula dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
berbicara secara langsung adalah sebagai berikut: (a) pelafalan; (b)
intonasi; (c) pilihan kata; (d) struktur kata dan kalimat; (e)
sistematika pembicaraan; (f) isi pembicaraan; (g) cara memulai dan
mengakhiri pembicaraan; dan (h) penampilan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat ditelusuri relevansi Mata
Kuliah Berbicara dengan mata kuliah lainnya. Dari segi pelafalan Mata
Kuliah Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah Fonologi Bahasa Indonesia.
Dari segi intonasi Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah
Sintaksis Bahasa Indonesia. Dari segi pilihan kata Mata Kuliah Berbicara
berkaitan dengan Mata Kuliah Semantik Bahasa Indonesia. Dari segi
struktur kata Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah
Linguistik Umum, dan Sintaksis Bahasa Indonesia. Dari
segi sistematika dan isi pembicaraan Mata Kuliah Berbicara berkaitan
dengan Mata Kuliah Wacana Bahasa Indonesia. Mata Kuliah Berbicara juga
berkaitan dengan Mata Kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa karena dalam
berbicara orang sering membuat kesalahan pelafalan, intonasi, pilihan
kata, struktur kata, dan kalimat.
Berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa. Aspek-aspek
keterampilan bahasa lainnya adalah menyimak, membaca, dan menulis.
Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak,
berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca.
(a) Hubungan Berbicara dengan Menyimak
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun
berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi
dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap,
diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada gunanya
orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak mungkin orang
menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. Melalui kegiatan menyimak
siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur kalimat.
(b) Hubungan Berbicara dengan Membaca
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi.
Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan
berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui
sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.
Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca.
Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya.
Hal ini merupakan pendorong bagi yang bersangkutan untuk
mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui
berbicara.
(c) Hubungan Berbicara dengan Menulis
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat
produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai
informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan
melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan
menulis disalurkan melalui bahasa tulis.
Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh
melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Keterampilan menggunakan
kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara menunjang keterampilan
menulis. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan menunjang
keterampilan berbicara.